Ancaman Terhadap Presiden
Pada Senin (25/11), Presiden Filipina Ferdinand Marcos menegaskan tekadnya untuk melawan ancaman yang sembrono dan meresahkan terhadap dirinya. Hal ini terjadi setelah Wakil Presiden Sara Duterte mengancam akan menghabisi Marcos jika ia terbunuh.
Pesan Tegas dari Presiden
Dalam sebuah pesan video yang ditujukan kepada rakyat, Marcos tidak secara spesifik menyebutkan nama Sara Duterte. Namun, ia menegaskan bahwa “rencana kriminal semacam itu tidak boleh dibiarkan.”
Pertikaian antara Klan Marcos dan Klan Duterte
Pertikaian sengit antara klan Marcos dan klan Duterte mencapai puncaknya ketika putri mantan Presiden Rodrigo Duterte, Sara Duterte, mengungkapkan bahwa ia telah memerintahkan seorang pembunuh bayaran untuk menghabisi Marcos, istrinya, dan ketua DPR jika dirinya terbunuh.
Reaksi dari Pihak Terkait
Sara Duterte tidak menyebutkan adanya ancaman khusus terhadap dirinya. Ancaman untuk membunuh Marcos muncul setelah perintah dari anggota parlemen untuk memindahkan kepala staf wakil presiden ke penjara terkait dugaan penghalangan penyelidikan atas kasus penyalahgunaan dana publik yang melibatkan dirinya.
Tindakan Hukum
Departemen Kehakiman Filipina menuduh Sara Duterte sebagai “dalang” di balik rencana pembunuhan presiden. Sara Duterte diberi waktu lima hari untuk merespons panggilan pengadilan.
Retaknya Aliansi Marcos-Duterte
Aliansi antara Marcos dan Duterte mulai retak menjelang pemilihan paruh waktu pada tahun depan. Kedua belah pihak saling menuduh satu sama lain kecanduan narkoba.
Ancaman Actif
Istana presiden menganggap komentar Sara Duterte sebagai “ancaman aktif” setelah ia menyebut nama ibu negara Liza Araneta-Marcos dan sepupu presiden, Martin Romualdez, sebagai target potensial.
Penutup
Marcos menegaskan pentingnya pemerintahan yang baik agar pejabat terpilih tidak menghalangi tugas legislator. Dia juga menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan dunia internasional terkait penyelidikan ICC terhadap dirinya atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Dengan berbagai konflik dan ancaman yang terjadi, situasi politik di Filipina semakin memanas. Semua pihak diharapkan dapat menemukan jalan keluar yang baik untuk menjaga stabilitas negara. Ancaman dan pertikaian tidak akan membawa kebaikan bagi siapa pun. Semoga kedamaian dapat segera terwujud di Filipina.