KBRI Damaskus Tetapkan Status Siaga 1 di Delapan Provinsi Suriah

Konflik di Suriah: Ancaman bagi Warga Negara Indonesia

Peningkatan Konflik di Suriah

Konflik di Suriah kembali memanas setelah pasukan pemberontak berhasil menyerbu Provinsi Aleppo di Utara Suriah pekan lalu. Dalam waktu singkat, mereka berhasil menguasai Kota Aleppo dan kini mengepung kota Hama. Ini merupakan perkembangan yang mengkhawatirkan bagi keamanan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Suriah.

Perlindungan WNI di Suriah

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, menjelaskan bahwa KBRI Damaskus telah menyiapkan rencana kontingensi untuk melindungi WNI di Suriah. Salah satu langkah yang diambil adalah menetapkan delapan provinsi di Suriah dengan status Siaga 1, termasuk Aleppo, Idlib, Hama, Deir Ez-Zor, Hasaka, Raqqa, Daraa, dan Suwaida. Provinsi-provinsi ini dinilai berbahaya dan dapat mengancam keselamatan WNI.

Jumlah WNI di Suriah

Saat ini, terdapat 1.162 WNI yang tinggal di Suriah, sebagian besar di antaranya adalah pekerja rumah tangga dan pelajar. Mereka tersebar di berbagai wilayah, termasuk di Aleppo dan Hama yang menjadi pusat pergolakan di Suriah. KBRI mencatat bahwa sebagian besar WNI tinggal di Damaskus, Hasaka, Tartus, Latakia, dan Rif Damaskus.

Langkah Evakuasi dan Perlindungan

Pemerintah Indonesia telah melakukan langkah-langkah evakuasi dan perlindungan bagi WNI di Suriah. Koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait telah dilakukan, rencana kontingensi diperbarui, status siaga dievaluasi, dan proses evakuasi dibahas. Selain itu, KBRI telah menyiapkan shelter dan safe house untuk WNI yang membutuhkan perlindungan.

Pusat Respons Krisis

Pemerintah pusat di Jakarta telah membentuk Pusat Respons Krisis yang melibatkan unsur-unsur dari Kementerian Luar Negeri, TNI, BAIS, dan BIN. Hal ini bertujuan untuk memberikan respons cepat dalam menghadapi situasi krisis di luar negeri yang melibatkan WNI.

Ancaman ISIS dan Peran Indonesia

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Diponegoro, Mohamad Rosyidin, menyoroti peran negara-negara besar dalam konflik di Suriah. Dia menekankan bahwa konflik tersebut melibatkan proksi negara-negara besar seperti Rusia dan Barat yang mendukung pihak yang berseberangan. Rosyidin juga membahas kemungkinan kembalinya ISIS di Suriah dan mengkhawatirkan potensi kebangkitannya jika konflik terus berlanjut.

Kesimpulan

Konflik di Suriah merupakan ancaman serius bagi keamanan WNI yang berada di wilayah tersebut. Pemerintah Indonesia telah melakukan langkah-langkah perlindungan dan evakuasi untuk melindungi WNI di Suriah. Dengan adanya Pusat Respons Krisis, diharapkan respons cepat dapat diberikan dalam menghadapi situasi krisis di luar negeri. Semua pihak perlu bekerja sama untuk menjaga keamanan dan keselamatan WNI di Suriah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *