Presiden Suriah Baru, Ahmed al-Sharaa, Berjanji Bentuk Pemerintahan Transisi yang Inklusif
Ahmed al-Sharaa, Presiden Suriah yang Baru
Pada Kamis (30/1), Presiden Suriah yang baru ditunjuk, Ahmed al-Sharaa, mengumumkan rencananya untuk membentuk pemerintahan transisi yang inklusif. Sharaa berjanji bahwa pemerintahan tersebut akan mewakili berbagai komunitas di Suriah dan akan membangun lembaga-lembaga serta memerintah negara tersebut hingga terselenggaranya pemilihan yang bebas dan adil.
Pidato Kenegaraan Pertama Ahmed al-Sharaa
Pada Rabu (29/1), Ahmed al-Sharaa diangkat sebagai presiden masa transisi setelah faksi-faksi bersenjata berhasil menggulingkan Bashar al-Assad. Dalam pidatonya yang pertama sebagai presiden, Sharaa menegaskan komitmennya untuk membangun Suriah yang lebih baik melalui pemerintahan transisi yang inklusif.
Pemerintahan Sementara dan Dukungan Internasional
Setelah Hayat Tahrir al-Sham membentuk pemerintahan sementara, negara-negara Barat dan Arab mulai menunjukkan dukungan mereka untuk membantu Suriah keluar dari konflik yang telah berlangsung selama 13 tahun. Delegasi-delegasi ini berkomitmen untuk menstabilkan negara tersebut dan mendukung proses transisi yang sedang berlangsung.
Rencana Pemerintahan Transisi
Ahmed al-Sharaa berencana untuk membentuk badan legislatif kecil yang akan mengisi kekosongan parlementer di Suriah. Langkah ini diambil sebagai persiapan untuk pemilihan umum yang akan diselenggarakan setelah parlemen pendahulunya dibubarkan. Sharaa juga akan membentuk komite dialog nasional untuk membahas program politik masa depan Suriah.
Proses Penyusunan Konstitusi Baru
Sharaa juga menyatakan bahwa akan segera diumumkan pembentukan komite yang akan menyiapkan draft konstitusi baru untuk Suriah. Proses ini mungkin memakan waktu hingga empat tahun, tetapi diharapkan akan memberikan landasan yang kuat untuk masa depan negara tersebut.