Pendudukan Israel di Al-Baath, Suriah: Sebuah Kontroversi yang Berkepanjangan
Situasi di al-Baath, kota di Suriah yang berbatasan dengan Dataran Tinggi Golan, terus menimbulkan kontroversi sejak pasukan Israel memasuki kota tersebut pada bulan Desember. Pendudukan ini telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi penduduk setempat, dengan kekhawatiran akan tujuan sebenarnya dari kehadiran militer Israel.
Taman Hiburan yang Sepi
Saat ini, taman hiburan di al-Baath terlihat sepi. Anak-anak tidak lagi datang untuk bermain di sana, meninggalkan ayunan-ayungan kosong dan pengunjung yang jarang terlihat. Kota ini, yang merupakan ibu kota provinsi Al-Quneitra, berbatasan langsung dengan Dataran Tinggi Golan yang direbut oleh Israel lebih dari 50 tahun yang lalu.
Pasukan Israel memasuki al-Baath pada hari yang sama dengan jatuhnya rezim Bashar al-Assad, dan sejak itu sebuah tank Merkava telah ditempatkan di kota tersebut. Pendudukan ini telah menimbulkan ketegangan di antara penduduk setempat dan pasukan Israel yang menguasai wilayah tersebut, yang sebenarnya merupakan zona penyangga berdasarkan gencatan senjata tahun 1974.
Kekhawatiran Penduduk
Bilal Sleiman, kepala dewan kota al-Baath, mengungkapkan kekhawatiran atas kehadiran pasukan Israel di wilayah tersebut. Ia menegaskan bahwa pendudukan ini melanggar perjanjian tahun 1974 dan memicu kekhawatiran akan tujuan jangka panjang dari kehadiran militer Israel di wilayah tersebut.
Sebagian besar penduduk di sekitar al-Baath dulunya merupakan pengungsi dari Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang diduduki oleh Israel sejak Perang Enam Hari pada 1967. Salah seorang pengungsi, yang merupakan seorang pensiunan guru, mengungkapkan kecurigaannya terhadap motif sebenarnya dari pendudukan tersebut.
Kekerasan dan Protes
Penduduk yang mencoba memprotes pendudukan ini menghadapi respons keras dari pasukan Israel. Beberapa di antaranya telah menjadi korban kekerasan, dengan beberapa di antaranya dilaporkan telah ditembak atau ditangkap.
Mohammed Fayyad, seorang pengacara di al-Baath, bahkan mengalami penangkapan dan serangan fisik oleh tentara Israel ketika mengunjungi desa di dekatnya beberapa minggu yang lalu. Kejadian ini menimbulkan kecaman dari masyarakat setempat dan memperkuat ketegangan di wilayah tersebut.
Reaksi Pemerintah dan Masyarakat Internasional
Pemerintah Israel telah menyatakan bahwa pendudukan ini bersifat sementara, tetapi hal ini tidak mengurangi kekhawatiran dan kecurigaan dari pihak-pihak yang terkena dampak langsung dari kehadiran militer Israel di Suriah.
Sementara itu, pemerintah transisi Suriah dan Sekjen PBB António Guterres telah menyerukan agar pasukan Israel segera meninggalkan wilayah tersebut. Permintaan ini mencerminkan keinginan masyarakat internasional atas penyelesaian damai di wilayah yang terus dilanda konflik ini.
Kesimpulan
Pendudukan Israel di al-Baath, Suriah, merupakan sebuah kontroversi yang memunculkan berbagai pertanyaan dan kekhawatiran. Dampak dari kehadiran militer Israel di wilayah tersebut telah dirasakan oleh penduduk setempat, yang merasa terancam oleh kehadiran pasukan asing di tanah mereka.
Dengan adanya seruan dari pemerintah Suriah dan masyarakat internasional untuk segera mengakhiri pendudukan ini, harapan akan penyelesaian damai di wilayah tersebut semakin membesar. Namun, tantangan besar masih menanti di depan, dan langkah-langkah konkret harus segera diambil untuk mengakhiri ketegangan dan menciptakan stabilitas di wilayah tersebut.