UNRWA: Dampak Penutupan Terhadap Kamp Pengungsian Shuafat
Kamp Pengungsian Shuafat: Sebuah Realitas yang Rumit
Kamp pengungsian Shuafat terletak di distrik kumuh di Yerusalem timur yang dikelilingi oleh tembok beton besar. Di tengah kondisi yang sulit, penduduk kamp harus menghadapi pemeriksaan keamanan yang ketat yang membuat perjalanan keluar sangat merepotkan. Namun, meskipun tantangan tersebut, mereka yang tinggal di dalam kamp masih memiliki akses ke klinik dan sekolah yang dikelola oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Peran Vital UNRWA dalam Layanan Kesehatan dan Pendidikan
UNRWA telah menjadi penyelamat bagi penduduk Shuafat dengan menyediakan layanan kesehatan dan pendidikan gratis yang layak. Karim Hawash, seorang penduduk Shuafat, mengungkapkan pentingnya peran UNRWA dalam memastikan kamp pengungsian tetap layak huni. “UNRWA menyediakan sekolah gratis, dukungan medis di rumah sakit dan klinik di sini, dan ini membantu kamp pengungsi menjadi layak huni. Penutupan UNRWA merupakan masalah besar bagi semua orang di kamp untuk mendapatkan layanan sekolah, kesehatan, dan sosial,” ujarnya.
Ancaman Penutupan UNRWA dan Dampaknya
Namun, layanan yang disediakan oleh UNRWA, termasuk pengambilan sampah dan pemeliharaan sistem air, mungkin akan menghilang setelah sepasang undang-undang Israel yang melarang UNRWA beroperasi di wilayah Israel mulai berlaku. Undang-undang tersebut juga melarang pejabat Israel untuk melakukan kontak apa pun dengan badan tersebut. Dampak paling langsung dari penutupan UNRWA akan terjadi di Yerusalem timur, yang dianeksasi Israel dalam sebuah aksi yang tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional.
Aksi Israel dan Kritik terhadap UNRWA
Israel telah lama mengecam UNRWA dengan alasan lembaga tersebut melanggengkan status pengungsi Palestina. Namun, bagi sekitar dua juta warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza, UNRWA merupakan sumber kehidupan yang vital. Dengan kehilangan tempat tinggal akibat perang Israel-Hamas selama 15 bulan, warga Palestina sangat bergantung pada layanan yang disediakan oleh UNRWA.
Masalah Kemanusiaan yang Mendesak
Penutupan UNRWA dapat menciptakan krisis kemanusiaan yang mendesak, terutama bagi penduduk kamp pengungsian seperti Shuafat. Layanan kesehatan dan pendidikan yang saat ini mereka terima secara gratis dapat menghilang, meninggalkan mereka tanpa akses yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Panggilan untuk Tindakan
Situasi ini menuntut tindakan segera dari pihak terkait untuk memastikan bahwa penduduk kamp pengungsian tidak terdampak secara negatif oleh penutupan UNRWA. Bantuan internasional dan tekanan politik mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa layanan kesehatan dan pendidikan terus tersedia bagi mereka yang membutuhkannya.