China dan Pengaruhnya di Terusan Panama
Pada tanggal 5 Maret, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian menegaskan komitmen China untuk menjaga Terusan Panama sebagai jalur perairan internasional yang netral dan mengatakan China tidak pernah ikut campur dalam pengelolaannya. Namun, klaim Beijing tersebut dinilai menyesatkan oleh banyak pihak.
China dan Inisiatif Sabuk dan Jalan
China telah menggunakan Inisiatif Sabuk dan Jalan, atau BRI, untuk memperluas kehadirannya secara strategis di pelabuhan-pelabuhan di seluruh dunia. Para analis mengatakan bahwa dengan mengamankan pelabuhan-pelabuhan utama, Beijing bertujuan untuk memperkuat pengaruh geopolitiknya untuk mendominasi perdagangan global dan logistik maritim.
‘Daerah Kantong Kolonial’ China
Pada tanggal 20 Januari, Panama memulai audit keuangan Panama Ports Company (PPC), anak perusahaan Hutchison Ports Holdings, yang telah memiliki terminal di setiap ujung Terusan Panama sejak tahun 1997 hingga menjual operasinya minggu lalu kepada konsorsium AS yang dipimpin oleh BlackRock. Audit ini bertujuan untuk “memastikan penggunaan sumber daya publik yang efisien dan transparan” karena pertumbuhan volume kargo PPC belum menghasilkan keuntungan finansial yang memadai bagi Panama.
China dianggap telah mengubah Terusan Panama menjadi “daerah kantong (enclave) kolonial yang menggantikan Amerika,” menurut Kepala Pengawas Keuangan Panama Anel Bolo Flores. Perusahaan induk Hutchison Ports, CK Hutchison Holdings, adalah perusahaan multinasional yang berbasis di Hong Kong dan terdaftar di Kepulauan Cayman.
Kekhawatiran Keamanan Nasional
Pada bulan Juni 2021, Otoritas Maritim Panama mencabut konsesi tahun 2016 yang diberikan kepada Landbridge Group yang berbasis di China untuk membangun terminal pelabuhan kontainer Terusan Panama di kota Colón setelah melakukan audit atas masalah strategis dan pelanggaran persyaratan investasi dan perekrutan tenaga kerja lokal, di antara masalah lainnya.
Pada bulan November 2018, pemerintah Australia menolak tawaran CK Hutchison Group senilai $9,5 miliar untuk mengakuisisi operator jaringan pipa yang berkantor pusat di Sydney, APA Group. Menteri Keuangan Josh Frydenberg mengatakan akuisisi tersebut akan “bertentangan dengan kepentingan nasional” Australia.
Inisiatif Sabuk dan Jalan (“BRI”)
Pemimpin China Xi Jinping mengumumkan konsep BRI pada September 2013, yang menggambarkannya sebagai upaya untuk meningkatkan rute perdagangan dan infrastruktur di seluruh Asia, Afrika, Eropa, dan sekitarnya. Konsep ini mencakup pembangunan atau akuisisi fasilitas pelabuhan utama di lokasi-lokasi strategis.
Seperti halnya Terusan Panama, Beijing mengklaim netralitas dalam investasi BRI, yang dibingkai sebagai bagian dari kerja sama ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Namun, para kritikus berpendapat bahwa China menggunakan BRI untuk memperluas pengaruh globalnya.
Kesimpulan
Perluasan kendali China atas pelabuhan-pelabuhan utama melalui proyek BRI meningkatkan kekhawatiran tentang pengaruhnya terhadap perdagangan dan keamanan global. Sementara Beijing bersikeras pada kenetralannya, negara-negara seperti Panama, Australia, dan Israel membalas, dengan alasan risiko keamanan akibat meningkatnya kehadiran China di pusat-pusat maritim penting.