Trump Kembali ke Gedung Putih
Donald Trump resmi kembali ke Gedung Putih pada Senin (20/1), setelah absen dari pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss. Meskipun tidak hadir secara fisik, Trump tetap menjadi fokus pembicaraan para eksekutif dan pemimpin dunia yang hadir di forum tersebut.
Perhatian Terhadap Beijing dan Brussel
Beijing dan Brussel menghadapi risiko besar akibat kebijakan Trump yang cenderung proteksionis. Wakil Perdana Menteri China, Ding Xuexiang, dan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menjadi dua pembicara pertama di panggung forum tersebut. Ding menegaskan bahwa proteksionisme tidak membawa keuntungan, tanpa menyebut nama Trump secara langsung.
Pada Senin, Trump mengancam akan menerapkan tarif bea masuk jika Beijing menolak proposalnya terkait aplikasi TikTok. China pun bersikap hati-hati dan berharap Amerika Serikat akan memberikan iklim bisnis yang adil bagi perusahaan-perusahaan asal China.
Hubungan dengan China dan Uni Eropa
Presiden Xi Jinping berkomunikasi dengan Trump melalui telepon pada Jumat sebelumnya, mengharapkan “awal yang baik” dalam hubungan dengan pemerintahan Amerika Serikat yang baru. Sementara itu, von der Leyen mengadopsi sikap damai dan siap untuk bernegosiasi dengan Trump, meski tetap menjunjung nilai-nilai Uni Eropa.
Von der Leyen juga menekankan pentingnya berhubungan secara konstruktif dengan China, meskipun ketegangan dagang antara keduanya sedang meningkat. Brussel memicu kemarahan Beijing dengan langkah-langkah penyelidikan terhadap subsidi pemerintah di sektor teknologi hijau, serta pengenaan tarif terhadap mobil listrik asal China.
Perjanjian Dagang dan Komitmen Terhadap Perdamaian
Selama kampanye, Trump berjanji akan mengenakan bea masuk tambahan terhadap para sekutunya, termasuk Uni Eropa dan China. Von der Leyen kembali menegaskan komitmen terhadap perdagangan bebas, serta menyoroti sejumlah perjanjian baru yang telah dijalin oleh Uni Eropa.
Ia juga mengungkapkan rencana untuk meningkatkan kemitraan dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi. Meskipun Trump telah menarik Amerika Serikat dari perjanjian iklim Paris, von der Leyen tetap mendukung perjanjian tersebut sebagai harapan bagi seluruh umat manusia.
Harapan untuk Masa Depan
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dijadwalkan untuk menekankan pentingnya dukungan dari para pemimpin dunia dalam perang melawan Rusia. Kanselir Jerman, Olaf Scholz, juga akan berbicara di Davos sebelum pemilu bulan depan, sementara tokoh konservatif Friedrich Merz juga dijadwalkan untuk berbicara.
Konflik di Timur Tengah
Forum Ekonomi Dunia juga akan membahas konflik di Timur Tengah, dengan kehadiran Presiden Israel dan Perdana Menteri Qatar dalam sesi terpisah. Diskusi akan difokuskan pada cara memperbaiki penyaluran bantuan ke wilayah Gaza dan memulai kembali proses rekonstruksi pascapenghancuran.
Kesimpulan
Trump kembali ke Gedung Putih dan menjadi sorotan di Forum Ekonomi Dunia. Hubungan dagang dengan China dan Uni Eropa, serta komitmen terhadap perdamaian dan perdagangan bebas menjadi topik utama dalam pertemuan ini. Harapan untuk masa depan yang lebih baik dan penyelesaian konflik di berbagai belahan dunia juga menjadi perhatian dalam forum ini.