Situasi Darurat di Kongo Timur
Pada Senin (27/1), Presiden Kenya, William Ruto, mengumumkan bahwa Presiden Rwanda dan Presiden Republik Demokratik Kongo (DRC) akan menghadiri pertemuan pada Rabu (29/1) untuk membahas perkembangan situasi di Kongo Timur. Kelompok pemberontak M23 telah mengklaim merebut kendali atas wilayah Goma, yang berada di perbatasan Kongo-Rwanda.
Isu Eksistensial bagi Kawasan
Presiden Ruto menyatakan bahwa situasi di DRC Timur bukan hanya merupakan isu penting bagi rakyat DRC, tetapi juga bagi seluruh kawasan. Pengambilalihan Goma, kota dengan penduduk sekitar 2 juta orang, telah menimbulkan kekhawatiran akan kekerasan lebih lanjut dan pengungsian massal.
Pertempuran di Sekitar Goma
Saat ini, pertempuran terus berlangsung di sekitar bandara Goma. Seorang jurnalis di Goma melaporkan suara tembakan yang terdengar di sekitar kota, memaksa warga untuk mencari perlindungan. Pemerintah DRC mengklaim bahwa pasukan pemerintah Rwanda berada di Goma, meskipun Rwanda membantah tuduhan tersebut.
Usaha Mencegah Pembantaian
Juru bicara pemerintah Kongo, Patrick Muyaya, menyatakan bahwa pemerintah terus berusaha untuk menghindari pembantaian dan meminta penduduk Goma untuk tetap berada di dalam rumah dan menghindari penjarahan. Sementara itu, juru bicara M23, Lawrence Kanyuka, mengklaim bahwa kelompok pemberontak tersebut telah merebut kendali atas kota setelah bentrokan sengit dengan pasukan pemerintah Kongo.
Kekerasan Memicu Kepanikan
Kekerasan di sekitar Goma telah memicu kepanikan di kalangan penduduk dan warga yang mengungsi. Banyak dari mereka yang sudah melarikan diri dari kekerasan di daerah sekitarnya, seperti kamp Mugunga yang kini melihat kedatangan warga baru dalam jumlah besar.
Kebutuhan Kemanusiaan yang Mendesak
Konflik ini telah memperburuk situasi kemanusiaan di Kongo Timur. Lebih dari 5,5 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, dengan sebagian besar berada di wilayah Kivu Utara. Para pengungsi seperti Lomoo Biondo Manuel mengungkapkan harapannya agar kekerasan segera berhenti dan perdamaian dapat tercapai.
Permohonan Pengungsi
Di kamp Mugunga, penduduk terpaksa mencari perlindungan di sekolah-sekolah, bangunan terbengkalai, dan lapangan terbuka. Seorang pengungsi perempuan menyerukan kepada pemerintah agar menghentikan perang dan memungkinkan mereka kembali ke rumah.
Tuduhan terhadap Rwanda
Pemerintah Kongo telah menuduh Rwanda mendukung pemberontak M23 selama bertahun-tahun. Tuduhan ini telah memperbaharui pengamatan terhadap peran aktor di kawasan. Laporan PBB menunjukkan bahwa Rwanda terlibat secara langsung dalam operasi M23, meskipun Rwanda membantah tuduhan tersebut.
Kesimpulan
Konflik di Kongo Timur terus memanas dan menimbulkan dampak kemanusiaan yang serius. Perdamaian dan stabilisasi wilayah tersebut menjadi hal yang mendesak untuk mencegah korban jiwa dan pengungsi yang semakin bertambah. Semua pihak diharapkan dapat bekerja sama untuk mencapai solusi yang damai dan berkelanjutan.