Pengantar
Pada Kamis (21/11), sebuah tragedi mengerikan melanda keluarga Palestina di Khan Younis. Seorang ibu dan ayah harus memakamkan tiga anak kecil mereka yang menjadi korban serangan udara Israel. Kisah ini menjadi simbol dari kekejaman perang Israel-Hamas yang telah merenggut nyawa ribuan orang di Jalur Gaza.
Keluarga yang Berduka
Hamza Hasan, Abdelaziz, dan Laila, ketiga bersaudara yang tak lagi bernyawa, merupakan bagian dari sembilan korban tewas akibat serangan udara Israel. Layanan Darurat Pertahanan Sipil Palestina melaporkan bahwa ketika serangan itu terjadi, ketiga anak ini sedang bermain di luar tenda tempat mereka tinggal. Tragedi ini juga merenggut nyawa seorang perempuan dan anaknya.
Penderitaan Keluarga
Areej al-Kadi dan Mahmoud Hasan, orangtua yang harus merelakan tiga anak mereka, meratap dan menangis di tengah kesedihan yang mendalam. Mereka tidak dapat menahan air mata saat bercerita kepada pers tentang kehilangan yang mereka alami. Al-Kadi berkata bahwa hatinya terluka oleh tindakan kejam militer Israel, sementara Hasan merasa bersalah karena tidak bisa memberikan pertolongan pertama kepada anak-anaknya.
Panggilan untuk Perdamaian
Meskipun dalam kedukaan yang mendalam, al-Kadi dan Hasan mengajak masyarakat internasional untuk mengambil tindakan guna menghentikan pembunuhan terhadap anak-anak. Mereka mempertanyakan sampai kapan tragedi ini akan berlanjut, dan apakah Israel akan terus memusnahkan anak-anak Palestina.
Dampak Tragis Perang Israel-Hamas
Selain korban jiwa, perang Israel-Hamas juga telah menyebabkan lebih dari 100.000 orang terluka. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), seperempat dari korban luka-luka mengalami cacat permanen, menambah derita yang harus mereka hadapi setelah kehilangan orang yang mereka cintai.
Kesimpulan
Tragedi di Khan Younis menjadi pengingat akan kekejaman perang dan dampaknya yang merusak. Kisah keluarga yang harus merelakan tiga anak kecil mereka menjadi korban serangan udara memilukan hati siapa pun yang mendengarnya. Semoga kedamaian segera menggantikan kekerasan, dan tidak ada lagi orang yang harus kehilangan orang yang mereka cintai dalam konflik yang tidak berkesudahan.