Pengantar
Belakangan ini, berita mengenai Wakil Presiden Sara Duterte dari Filipina sedang menjadi sorotan. Ia diundang untuk menjawab pertanyaan investigator setelah mengeluarkan ancaman pembunuhan terhadap presiden, istrinya, dan ketua DPR. Mari kita simak lebih dalam mengenai kasus ini.
Latar Belakang Kasus
Pada Selasa, pihak berwenang Filipina menyerahkan surat panggilan ke kantor Wakil Presiden Sara Duterte. Duterte diundang untuk memberikan penjelasan terkait ancaman pembunuhan yang ia sampaikan secara terbuka. Hal ini berkaitan dengan rencana pembunuhan yang tidak diungkapkan oleh Duterte.
Presiden Ferdinand Marcos Jr. menanggapi ancaman tersebut dengan serius, menyebutnya sebagai rencana kejahatan. Beliau bertekad untuk melawan dan menegakkan supremasi hukum di negaranya. Kepolisian nasional dan militer juga meningkatkan keamanan untuk melindungi Marcos dari ancaman tersebut.
Penjelasan Duterte
Duterte, seorang ahli hukum berusia 46 tahun, mengklaim bahwa pernyataannya bukan merupakan ancaman sungguhan. Ia menyatakan bahwa itu hanyalah ungkapan kekhawatiran akan keselamatannya sendiri karena ancaman yang tidak dijelaskan terhadap hidupnya.
Pernyataan pemerintahan Marcos mengenai Duterte disebut sebagai “lelucon” oleh Duterte. Ia menganggap hal tersebut sebagai upaya untuk menindas kritikus seperti dirinya.
Surat Panggilan dan Investigasi
Surat panggilan yang diterima oleh Duterte memerintahkan beliau untuk hadir di hadapan Biro Investigasi Nasional pada hari Jumat. Tujuannya adalah untuk menjelaskan penyelidikan atas dugaan ancaman serius yang disampaikan oleh Duterte.
Duterte menyatakan kesiapannya untuk menghadapi investigasi ini. Namun, beliau juga menuntut pemerintahan Marcos agar menanggapi pertanyaannya, termasuk dugaan penyimpangan dalam pemerintahan.
Ancaman dan Konsekuensinya
Berdasarkan UU Filipina, pernyataan terbuka seperti yang disampaikan oleh Duterte bisa dianggap sebagai kejahatan. Mengeluarkan ancaman untuk mencelakakan seseorang atau keluarganya dapat mengakibatkan hukuman penjara dan denda bagi pelakunya.
Konflik Antara Duterte dan Marcos
Marcos dan Duterte sebelumnya mencalonkan diri bersama sebagai pasangan calon wakil presiden dalam pemilihan 2022. Namun, konflik mulai muncul di antara keduanya terkait berbagai pendapat penting, termasuk klaim teritorial China di Laut China Selatan.
Duterte telah mengundurkan diri dari posisinya di Kabinet Marcos dan menjadi salah satu kritikus paling vokal terhadap presiden, istrinya, dan ketua DPR. DPR sendiri telah menyelidiki dugaan penyalahgunaan dana rahasia pemerintah oleh Duterte saat menjabat sebagai Menteri Pendidikan.
Kesimpulan
Kasus investigasi terhadap Wakil Presiden Sara Duterte ini menjadi sorotan publik di Filipina. Masyarakat menantikan hasil dari proses investigasi ini dan bagaimana pemerintahan Marcos akan menanggapi pernyataan Duterte. Semoga kebenaran dapat terungkap dan supremasi hukum tetap dijunjung tinggi di negara tersebut.