BI Fokus Menjaga Stabilitas Rupiah di Tengah Ketidakpastian Kemenangan Trump

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada Jumat (29/11) mengatakan pihaknya akan memprioritaskan kebijakan moneter jangka pendek untuk menjaga stabilitas rupiah setelah Donald Trump terpilih menjadi presiden Amerika Serikat. Namun BI tetap memantau potensi untuk menurunkan suku bunga pada 2025.

Prioritas Kebijakan Moneter Jangka Pendek

Perry menyatakan bahwa ketidakstabilan ekonomi global masih tinggi setelah kemenangan Trump, yang diperkirakan akan berdampak pada pertumbuhan global dan kebijakan bank sentral Amerika, Federal Reserve atau The Fed.

Pemangkasan Suku Bunga dan Kondisi Terkini

BI memangkas suku bunga pada September, tepat sebelum The Fed melakukan pelonggaran. Namun, setelah itu, suku bunga acuan tetap dipertahankan di level 6 persen.

Gubernur Bank Sentral Perry Warjiyo berbicara saat konferensi pers di Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta, 17 Januari 2024.

Gubernur Bank Sentral Perry Warjiyo berbicara saat konferensi pers di Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta, 17 Januari 2024. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)

Prospek Ekonomi Global

“Terpilihnya kembali Presiden Trump dengan kebijakan ‘America first’-nya dapat membawa perubahan besar pada lanskap geopolitik dan ekonomi dunia, seperti tarif tinggi dan bahkan perang dagang,” kata Perry.

Stabilisasi Rupiah dan Kondisi Pasar

BI akan mempertahankan suku bunga tetap untuk saat ini karena gejolak ekonomi dunia mengharuskan pihaknya untuk fokus pada stabilisasi rupiah, kata Perry. BI sejauh ini menahan diri untuk tidak melakukan pelonggaran lebih lanjut karena meningkatnya volatilitas rupiah.

Proyeksi Ekonomi 2025-2026

BI memproyeksikan ekonomi akan tumbuh 4,8-5,6 persen pada 2025 dan 4,9-5,7 persen pada 2026, dengan target inflasi tetap berada dalam kisaran target 1,5 hingga 3,5 persen hingga 2026. BI memperkirakan defisit transaksi berjalan sebesar 0,5 hingga 1,3 persen dari PDB tahun depan dan diperkirakan akan melebar menjadi 0,6 hingga 1,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2026.

Dukungan Pertumbuhan dan Koordinasi dengan Pemerintah

BI akan menggunakan instrumen lainnya untuk mendukung pertumbuhan dan memperkuat koordinasi dengan pemerintah untuk menahan gejolak eksternal, kata Perry. Pertumbuhan pinjaman diprediksi akan mencapai 11 hingga 13 persen per tahun dalam dua tahun ke depan, naik dari perkiraan 10-12 persen pada tahun ini.

Kesimpulan

Dengan berbagai proyeksi dan langkah-langkah yang diambil oleh Bank Indonesia, penting bagi pelaku pasar dan masyarakat untuk memahami dampak kemenangan Trump terhadap stabilitas rupiah. Perubahan kondisi ekonomi global perlu dipantau dengan cermat agar langkah yang diambil dapat mengurangi risiko dan memperkuat perekonomian Indonesia.

Sumber: example.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *