Israel dan Respons Terhadap Bantuan Kemanusiaan di Jalur Gaza
Israel menyatakan kekecewaannya pada Selasa (3/12) terhadap tiga negara Eropa yang mendesaknya untuk segera membuka akses bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang tengah dilanda konflik. Inggris, Prancis, dan Jerman sebelumnya “mendesak Israel segera bertindak dalam menghadapi situasi kemanusiaan yang tidak dapat diterima di Gaza,” kata Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy pada Senin (2/12).
Tuntutan Negara Eropa terhadap Israel
David Lammy juga menekankan bahwa Israel harus menerapkan rencana musim dingin PBB sekarang, termasuk mengirim peralatan untuk menjaga dari dingin dan banjir, memberikan akses ke bahan bakar, memperbaiki infrastruktur vital, dan mengirimkan bantuan.
Penolakan Israel terhadap Tudingan Pembatasan Bantuan
Kementerian Luar Negeri Israel membantah tudingan bahwa mereka melakukan pembatasan jumlah bantuan yang masuk ke Gaza. Mereka menegaskan bahwa Israel memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza dan tidak memberlakukan pembatasan terhadap jumlah bantuan yang masuk ke wilayah tersebut.
Kondisi Kemanusiaan yang Mengerikan di Gaza
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin menggambarkan situasi di Gaza sebagai “mengerikan dan di ambang kehancuran.” Organisasi bantuan internasional juga memperingatkan krisis kemanusiaan di Gaza di mana 2,4 juta penduduknya terancam kelaparan.
Kesulitan dalam Distribusi Bantuan di Gaza
Badan-badan PBB dan LSM mengeluhkan sejumlah kesulitan dalam mendistribusikan bantuan di Gaza, seperti kekurangan bahan bakar untuk truk, meningkatnya ketidakamanan, dan berbagai pembatasan yang diklaim diberlakukan oleh otoritas militer Israel.
Meskipun terdapat perbedaan pandangan antara Israel dan negara-negara Eropa terkait bantuan kemanusiaan di Gaza, penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam menyelesaikan konflik demi kesejahteraan penduduk Gaza.