Migrasi Massal Warga Palestina dari Jalur Gaza
Sejumlah besar warga Palestina terus melakukan perjalanan dari bagian selatan Jalur Gaza menuju rumah mereka di Kota Gaza dan wilayah utara, setelah Israel membuka pos pemeriksaan dan mengizinkan orang lewat.
Perjalanan Penuh Tantangan
Kebanyakan para pengungsi Palestina itu berjalan kaki, melalui daerah-daerah yang sebagian besar reruntuhan, setelah perang selama 15 bulan antara Israel dan Hamas. Perjalanan ini penuh tantangan, namun mereka tetap gigih melanjutkan langkah mereka demi mencapai tujuan.
Reaksi Otoritas Hamas
Pada Senin (27/1) malam, otoritas Hamas di Gaza mengatakan lebih dari 300.000 orang telah melintas. Sekitar satu juta orang diperintahkan keluar dari Gaza utara ketika Israel memulai ofensif pada Oktober 2023, setelah serangan teroris Hamas terhadap Israel.
Reaksi Donald Trump
Migrasi massal warga Palestina itu terjadi ketika Presiden AS Donald Trump mengulangi usulan kontroversialnya untuk memindahkan dengan paksa, sejumlah besar warga Palestina ke negara-negara tetangga, Yordania dan Mesir. Trump mendukung relokasi warga Palestina untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan mereka.
Gencatan Senjata
Kembalinya warga Palestina ke Kota Gaza berlangsung pada tahap awal gencatan senjata enam minggu, yang pertama dari kesepakatan tiga tahap antara Israel dan Hamas. Sejauh ini, tahap pertama berhasil membebaskan tujuh sandera Israel yang ditahan di Gaza, pembebasan 300 tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel, dan lonjakan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Masa Depan Gaza
Gaza telah menjadi pusat perhatian dunia karena konflik yang terus berlanjut. Masyarakat internasional perlu bekerja sama untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan bagi rakyat Palestina di Gaza. Dengan kerjasama yang baik, masa depan Gaza bisa menjadi lebih cerah.