Tekanan Terhadap Negara-Negara Tetangga
China telah meningkatkan tekanan pada negara-negara tetangganya, termasuk Filipina, Brunei, Indonesia, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam, dalam upaya memaksa mereka menyerahkan klaim maritim mereka di Laut China Selatan yang kaya akan sumber daya alam. China menggunakan batas wilayah yang ditetapkan oleh Beijing, yang disebut “sembilan garis putus-putus,” untuk mengklaim sebagian besar wilayah laut tersebut. Hal ini telah menimbulkan ketegangan tinggi antara China dan Filipina.
Konflik China-Filipina
Ketegangan antara China dan Filipina memuncak ketika Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Teodoro menyebut negaranya sebagai korban “agresi China.” Tuntutan Beijing agar Filipina menyerahkan hak kedaulatan mereka di wilayah Laut China Selatan semakin meningkat. Laporan tentang kapal Penjaga Pantai China yang melakukan tindakan agresif terhadap kapal Filipina juga semakin sering terjadi.
Putusan Den Haag dan Respons China
Pada tahun 2016, pengadilan internasional di Den Haag menolak klaim luas China atas Laut China Selatan, menyatakan bahwa klaim tersebut melanggar hak Filipina atas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan perairan teritorialnya. Meskipun demikian, China mengabaikan putusan tersebut dan terus mengklaim wilayah tersebut berdasarkan batas wilayah yang mereka tetapkan sendiri.
Protes Filipina dan Respons China
Pada tanggal 8 November, Filipina menandatangani langkah-langkah yang memperkuat hak-hak mereka atas zona maritim negara tersebut. China merespons dengan mengulangi klaim palsu bahwa putusan Den Haag tidak sah dan menuduh Amerika Serikat sebagai dalang di balik provokasi Filipina.
Permasalahan di Beting Scarborough
China merebut Beting Scarborough pada tahun 2012 dan mempertahankan blokade di sana. Mereka bahkan melakukan latihan tempur udara dan laut di sekitar beting tersebut. China juga secara rutin menarik garis dasar lurus di sekitar fitur maritim di Laut China Selatan, yang melanggar hukum internasional menurut para ahli.
Perlombaan Senjata dan Protes Diplomatik
Filipina telah mengajukan 189 protes diplomatik kepada China sebagai respons terhadap pelanggaran kedaulatan dan tindakan agresi China di Laut China Selatan. Mereka juga telah mencari dukungan dari Amerika Serikat dalam memperkuat keamanan mereka. Namun, langkah-langkah seperti pengerahan sistem rudal Typhoon AS ke Filipina telah memicu reaksi keras dari China.
Akhir Kata
Konflik antara China dan Filipina di Laut China Selatan terus berlanjut, dengan kedua belah pihak saling menyalahkan atas eskalasi ketegangan. Masih belum jelas bagaimana konflik ini akan berakhir, namun upaya diplomasi dan negosiasi tetap menjadi kunci untuk menyelesaikan sengketa ini tanpa kekerasan.