Dunia  

Tragedi Anak-Anak Suriah: Sisa-Sisa Amunisi Peledak Membawa Kematian

Tragedi Anak-Anak Suriah: Sisa-Sisa Amunisi Peledak Membawa Kematian

Anak-Anak Suriah Terkena Dampak Amunisi Tidak Meledak

Badan Anak-Anak PBB (UNICEF) memperingatkan bahwa anak-anak Suriah terus menanggung dampak brutal dari amunisi yang tidak meledak (unexploded ordnance/UXO) pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan.

Apa Itu Amunisi Tidak Meledak (UXO)?

Amunisi yang tidak meledak, disebut UXO, termasuk senjata peledak seperti bom, peluru, granat, ranjau darat, dan munisi curah yang gagal meledak ketika digunakan, tetapi tetap berbahaya hingga puluhan tahun lamanya.

Ancaman Terhadap Anak-Anak Suriah

Selama Desember saja, ketika Suriah diguncang gejolak politik usai penggulingan cepat rezim Bashar al-Assad, UNICEF menerima laporan 116 anak tewas atau terluka akibat UXO. Rata-ratanya hampir empat anak per hari.

Situasi UXO di Suriah

Setelah hampir 14 tahun perang sipil yang brutal berlangsung, merenggut nyawa lebih dari 500.000 orang dan membuat jutaan orang mengungsi, ada sekitar 324.000 UXO tersisa di seluruh Suriah.

Peningkatan Bahaya dengan Gelombang Pengungsian Baru

Ia juga menyoroti bahwa bahaya semakin meningkat seiring gelombang pengungsian baru, setelah pemberontak yang dipimpin kelompok Islamis melancarkan serangan pada 27 November untuk menggulingkan Assad hanya 11 hari kemudian.

Pentingnya Pembersihan UXO

UNICEF menekankan perlunya peningkatan dramatis dalam pembersihan ranjau dan sisa-sisa bahan peledak. Sangat penting untuk segera mengucurkan dana agar tanah bisa dibersihkan dari bahan peledak.

Investasi untuk Membawa Perubahan

Juru bicara UNICEF, James Elder, mengatakan bahwa investasi hanya puluhan juta dolar bisa membawa perubahan besar. Itu akan menyelamatkan ribuan nyawa dan menjadi bagian krusial jika Suriah ingin kembali menjadi negara berpendapatan menengah.

Kesimpulan

Dengan situasi yang semakin memprihatinkan di Suriah, perlunya perhatian global terhadap ancaman UXO terhadap anak-anak sangat mendesak. Tindakan konkret dan investasi yang tepat akan menjadi kunci untuk melindungi generasi mendatang dari bahaya yang mengintai.

Anak-anak Suriah bermain di reruntuhan rumah yang hancur di Damaskus

Anak-anak Suriah bermain di reruntuhan rumah yang hancur di Damaskus, pada 19 Oktober 1973 setelah serangan Israel ke ibu kota selama Perang Yom Kippur. (AFP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *