Dunia  

Kondisi Gaza: Ancaman Kehancuran yang Mencekam

Kondisi Gaza: Ancaman Kehancuran yang Mencekam

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres telah mengeluarkan pernyataan mengejutkan mengenai kondisi di Gaza. Dalam sambutannya di konferensi kemanusiaan di Kairo, Guterres menegaskan bahwa situasi di Gaza “mengerikan dan di ambang kehancuran.” Dia menyebut kondisi yang dihadapi oleh warga Palestina di wilayah tersebut sebagai “kejahatan internasional yang paling serius.”

Krisis Kemanusiaan di Gaza

Guterres menyoroti dampak konflik yang terjadi di Gaza dan kebutuhan mendesak untuk mendapatkan bantuan internasional. Menurutnya, malnutrisi merajalela, kelaparan sudah di depan mata, dan sistem kesehatan di Gaza sudah runtuh. Hal ini membuat Gaza mencatatkan “angka amputasi anak per kapita tertinggi di dunia,” dengan banyak anak kehilangan anggota tubuh dan menjalani operasi tanpa anestesi.

Organisasi bantuan internasional terus-menerus menyuarakan kekhawatiran tentang kondisi Gaza yang makin memprihatinkan. Warga sipil di Gaza disebut berada di ambang kelaparan, dengan pengiriman bantuan yang mencapai daerah kantong itu berada pada titik terendah sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023.

Tantangan dalam Pengiriman Bantuan ke Gaza

Israel menuding masalah dalam pengiriman bantuan ke Gaza sebagai ketidakmampuan organisasi bantuan dalam menangani dan mendistribusikan bantuan dalam jumlah besar. Guterres menegaskan bahwa blokade bantuan ke Gaza bukanlah masalah logistik, melainkan sebuah “krisis kemauan politik dan penghormatan terhadap prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional.”

Menurut perhitungan badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA), hanya ada 65 truk bantuan per hari yang dapat memasuki Gaza bulan lalu, padahal rata-rata truk yang boleh masuk sebelum perang mencapai 500.

Peran UNRWA dalam Menangani Krisis di Gaza

Dalam pidatonya di konferensi tersebut, Kepala UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan bahwa badan tersebut “tetap menjadi tulang punggung kemanusiaan” di Gaza. Ia juga menyerukan penggunaan “kerangka hukum dan politik internasional yang kuat” untuk memastikan kelanjutan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

“Tanpa ini, para pekerja kemanusiaan, meskipun tidak memikirkan diri sendiri dan berani, tetap tidak akan mampu bertahan dan memberikan bantuan,” tambahnya.

Implikasi Kemanusiaan yang Luas

Situasi di Gaza tidak hanya berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan warga Palestina, tetapi juga menimbulkan implikasi kemanusiaan yang luas. Pengiriman bantuan yang terhambat dan kekurangan pasokan makanan serta obat-obatan dapat memicu krisis kemanusiaan yang lebih besar.

UNRWA mengatakan semua upaya yang dilakukan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza utara telah “ditolak” atau “dihambat” antara 6 Oktober 2024 dan 25 November, di tengah pertempuran sengit di daerah tersebut. Guterres mengatakan “jika UNRWA terpaksa ditutup, tanggung jawab untuk mengganti layanan vitalnya … akan berada di tangan Israel.”

Aksi Bersama untuk Gaza

Saat ini, dibutuhkan aksi bersama dari seluruh pihak untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza. Dunia internasional perlu bersatu untuk memberikan bantuan yang diperlukan dan membantu memulihkan kondisi di Gaza. Upaya kolaboratif antara negara-negara, organisasi bantuan, dan lembaga internasional sangat penting untuk memberikan solusi jangka panjang yang berkelanjutan.

Sebagai individu, kita juga dapat memberikan dukungan dengan menyebarkan informasi tentang situasi di Gaza, menyumbangkan dana untuk bantuan kemanusiaan, atau menjadi relawan dalam program-program kemanusiaan yang bertujuan membantu warga Gaza.

Kesimpulan

Krisis kemanusiaan di Gaza merupakan tantangan yang mendesak dan membutuhkan respons cepat dan efektif dari seluruh komunitas internasional. Dengan kerja sama dan dukungan yang solid, kita dapat membantu mengatasi masalah ini dan memberikan harapan bagi warga Gaza untuk masa depan yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *