Survei Ilmiah di Laut China Selatan Dihentikan Filipina
Pada Sabtu (25/1), Filipina mengumumkan bahwa mereka menghentikan survei ilmiah di Laut China Selatan yang menjadi obyek sengketa. Keputusan ini diambil menyusul adanya gangguan “berbahaya” dari kapal serta pesawat Angkatan Laut dan Garda Pantai China.
Klaim Wilayah China di Laut China Selatan
China mengklaim hampir seluruh wilayah perairan yang disengketakan di Laut China Selatan. Klaim ini ditolak oleh negara pesaing, termasuk Filipina. Beijing juga menentang putusan pengadilan arbitrase internasional yang menyatakan klaim sepihak China tersebut tidak sah secara hukum.
Penjagaan Ketat China Terhadap Wilayah Sengketa
Dalam beberapa bulan terakhir, China mengerahkan kapal angkatan laut dan garda pantai untuk mencegah Filipina mengakses terumbu karang dan pulau-pulau strategis di Laut China Selatan. Tindakan ini menciptakan ketegangan antara kedua negara.
Manuver Agresif di Laut China Selatan
Pada Jumat (24/1), tiga kapal Garda Pantai China dan empat kapal berukuran lebih kecil melakukan “manuver agresif” terhadap dua kapal Biro Perikanan dan Sumber Daya Perairan serta sejumlah perahu karet milik Filipina di dekat Pulau Thitu. Hal ini meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Survei Ilmiah di Laut China Selatan
Kapal-kapal Filipina membawa para ilmuwan yang berencana melakukan “survei ilmiah kelautan dan pengambilan sampel pasir” di sebuah gundukan pasir dekat Pulau Thitu, pulau terbesar yang dikuasai Filipina di Kepulauan Spratly yang disengketakan. Namun, gangguan dari pihak China membuat kegiatan survei tersebut terhenti.
Konflik di Wilayah Laut China Selatan
Thitu terletak sekitar 430 kilometer dari Palawan, pulau utama Filipina, dan lebih dari 900 kilometer dari daratan China terdekat, Pulau Hainan. Pasukan China menjaga Subi Reef dekat Thitu, menambah kompleksitas konflik di wilayah tersebut.
Reaksi Filipina Terhadap Gangguan China
Garda Pantai Manila melaporkan bahwa sebuah helikopter Angkatan Laut China melakukan tindakan berbahaya di atas perahu karet milik Badan Perikanan Filipina. Akibat dari gangguan yang terus-menerus, Filipina memutuskan untuk menghentikan kegiatan survei dan gagal mengumpulkan sampel pasir dari gundukan pasir di lepas pantai Thitu.
Keselamatan dan Kecelakaan di Laut China Selatan
Meskipun terjadi “konfrontasi berbahaya”, tidak ada kecelakaan yang terjadi. Namun, insiden ini menunjukkan eskalasi ketegangan antara Filipina dan China di Laut China Selatan.
Respons China dan Kedutaan Besar Beijing
Kementerian Luar Negeri China dan Kedutaan Besar Beijing di Manila belum memberikan komentar terkait insiden ini. Tindakan selanjutnya dari kedua negara masih menjadi tanda tanya.
Kesimpulan
Survei ilmiah di Laut China Selatan yang dihentikan oleh Filipina menunjukkan kompleksitas konflik di wilayah tersebut. Dengan klaim wilayah yang berbeda, ketegangan antara Filipina dan China semakin meningkat. Perlu solusi diplomasi yang bijaksana untuk mengatasi konflik ini dan memastikan perdamaian di Laut China Selatan.