Marco Rubio: Diplomat AS Pertama yang Dilarang Masuk China?
Pemerintah China sedang dalam posisi ambigu apakah akan mencabut sanksi yang sebelumnya dijatuhkan pada Marco Rubio, menteri luar negeri Amerika Serikat yang baru. Rubio dikenal sebagai tokoh politik yang bersikap agresif terhadap China. Sikap ambivalen Beijing ini telah memicu spekulasi di situs media sosial China tentang apakah Rubio akan menjadi diplomat Amerika pertama yang tidak dapat mengunjungi China.
Sikap Beijing dan Spekulasi di Media Sosial China
Di Baidu, mesin pencari terpopuler di China, pertanyaan mengenai apakah China akan mencabut sanksi pada Menteri Luar Negeri AS yang baru menjadi salah satu topik tren teratas. Di Weibo, situs mikroblog China, warganet bertanya-tanya apakah Rubio akan menjadi menteri luar negeri AS pertama yang tidak dapat mengunjungi China.
Seorang pengguna Weibo berkomentar, “Orang ini telah dilarang memasuki China, apalagi mengunjungi China. Sekarang menjadi pertanyaan bagaimana ia akan dapat berurusan dengan China.”
Profil Marco Rubio
Marco Rubio adalah anggota Kabinet pertama dari pemerintahan kedua Trump yang dikonfirmasi oleh Senat. Ia dilantik pada Selasa dan telah menjadi salah satu anggota DPR yang paling keras terhadap China selama 14 tahun menjadi senator. Rubio dikenal karena mengajukan rancangan undang-undang, membuat pernyataan, dan bekerja sama dengan kelompok-kelompok HAM yang sangat kritis terhadap catatan HAM China dan pengaruhnya yang kian besar di seluruh dunia.
Sebuah artikel media pemerintah China pernah menyebutnya sebagai “salah satu politisi anti-China paling radikal di Amerika.” Pada tahun 2020, Rubio dijatuhi sanksi dua kali oleh pemerintah China sebagai balasan atas sanksi yang diberlakukan oleh pemerintah AS terhadap pejabat China.
Isu Sanksi dan Kontroversi
Sanksi pertama diumumkan pada Juli tahun itu sebagai bagian dari pembalasan atas sanksi pemerintah AS terhadap sebuah departemen pemerintah China dan empat pejabat di Xinjiang terkait dugaan pelanggaran HAM di wilayah tersebut. Sanksi kedua diumumkan pada bulan Agustus setelah Washington menjatuhkan sanksi kepada 11 pejabat China dan Hong Kong.
Selama sidang konfirmasinya minggu lalu, Rubio menegaskan kembali posisinya tentang China, dengan menyatakan bahwa China tetap menjadi “ancaman terbesar” bagi AS di abad ke-21. Rubio menonjol sebagai kandidat yang mendapat dukungan bipartisan dan menerima 99 suara konfirmasi dengan suara bulat.
Tantangan dalam Diplomasi dengan China
Dengan sanksi yang belum dicabut oleh pemerintah China, Marco Rubio akan menghadapi tantangan besar dalam menjalankan tugasnya sebagai menteri luar negeri AS. Kebijakan luar negeri yang keras terhadap China yang diterapkan oleh Rubio dapat memperumit hubungan diplomatik antara kedua negara.
Di dunia internet China yang sangat disensor, komentar negatif tentang pelantikan Rubio sebagai menteri luar negeri AS banyak bermunculan. Namun, dukungan bipartisan yang diterimanya menunjukkan bahwa kebijakannya terhadap China memiliki basis luas di Amerika Serikat.
Ancaman China di Abad ke-21
Selama sidang konfirmasinya, Rubio menegaskan bahwa China tetap menjadi ancaman terbesar bagi keamanan dan kepentingan Amerika Serikat di abad ke-21. Dengan pengaruh yang semakin besar di dunia, China dianggap sebagai negara yang dapat mengontrol banyak aspek kehidupan Amerika Serikat, mulai dari keamanan hingga kesehatan.
Peran Marco Rubio sebagai menteri luar negeri AS yang memiliki sikap keras terhadap China akan menjadi sorotan utama dalam hubungan diplomatik antara kedua negara. Bagaimana Rubio akan dapat mengatasi tantangan ini dan memperjuangkan kepentingan Amerika Serikat di tengah persaingan geopolitik global yang semakin kompleks?
Kesimpulan
Marco Rubio menjadi sorotan dalam hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan China. Dengan sanksi yang belum dicabut oleh pemerintah China, Rubio akan menghadapi tantangan besar dalam menjalankan tugasnya sebagai menteri luar negeri AS. Kebijakan luar negeri yang keras terhadap China yang diterapkan oleh Rubio dapat memperumit hubungan diplomatik antara kedua negara. Namun, dukungan bipartisan yang diterimanya menunjukkan bahwa kebijakannya terhadap China memiliki basis luas di Amerika Serikat.
Dengan peran yang semakin penting dalam hubungan diplomatik antara kedua negara, Marco Rubio harus mampu mengatasi berbagai tantangan dan memperjuangkan kepentingan Amerika Serikat di tengah persaingan geopolitik global yang semakin kompleks.